Dalam pembelajaran bahasa yang berbasiskan teks, bahasa Indonesia diajarkan bukan sekadar sebagai pengetahuan bahasa, melainkan sebagai teks yang berfungsi untuk menjadi sumber aktualisasi diri penggunanya pada konteks sosial-budaya akdingin dan damaiis. Teks dipandang sebagai satuan bahasa yang berpengertian dan klarifikasi secara kontekstual.
Pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks dilaksanakan dengan menerapkan prinsip bahwa
- bahasa hendaknya dipandang sebagai teks, bukan semata-mata kumpulan kata-kata atau kaidah-kaidah kebahasaan,
- penggunaan bahasa merupakan proses pemilihan bentuk-bentuk kebahasaan untuk mengungkapkan pengertian dan penjelasan,
- bahasa bersifat fungsional, yaitu penggunaan bahasa yang tidak pernah sanggup dilepaskan dari konteks alasannya dalam bentuk bahasa yang dipakai itu tercermin ide, sikap, penilaian, dan ideologi penggunanya, dan
- bahasa merupakan sarana pembentukan kemampuan berpikir manusia.
Sehubungan dengan prinsip-prinsip itu, perlu disadari bahwa di dalam setiap teks terdapat struktur tersendiri yang satu sama lain berbeda. Sementara itu, dalam struktur teks tercermin struktur berpikir. Dengan demikian, makin banyak jenis teks yang dikuasai siswa, makin banyak pula struktur berpikir yang sanggup digunakannya dalam kehidupan sosial dan akdingin dan damaiiknya nanti. Hanya dengan cara itu, siswa kemudian sanggup mengonstruksi ilmu pengetahuannya melalui kemampuan mengobservasi, mempertanyakan, mengasosiasikan, menganalisis, dan menyajikan hasil analisis secara memadai.
Teks sanggup diperinci ke dalam banyak sekali jenis, ibarat deskripsi, penceritaan (recount), prosedur, laporan, eksplanasi, eksposisi, diskusi, surat, iklan, catatan harian, negosiasi, pantun, dongeng, anekdot, dan fiksi sejarah. Semua jenis teks itu sanggup dikelompokkan ke dalam teks cerita, teks faktual, dan teks deskripsi. Dua kelompok yang disebut terakhir itu merupakan teks nonsastra yang masing-masing sanggup dibagi ludang kecepeh lanjut menjadi teks laporan dan teks prosedural serta teks transaksional dan teks ekspositori. Sementara itu, teks kisah merupakan jenis teks sastra yang sanggup diperinci menjadi teks kisah naratif dan teks kisah nonnaratif.
Jenis-jenis teks itu sanggup dibedakan atas dasar tujuan (yang tidak lain yakni fungsi sosial teks), struktur teks (tata organisasi), dan ciri-ciri kebahasaan teks-teks tersebut. Sesuai dengan prinsip tersebut, teks yang berbeda tentu mempunyai fungsi berbeda, struktur teks berbeda, dan ciri-ciri kebahasaan yang berbeda. Dengan demikian, pembelajaran bahasa yang berbasis teks merupakan pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk menguasai dan memakai jenis-jenis teks tersebut di masyarakat.
Sumber:
Fairul Zlanggeng dan kekal, Sutejo, Mu'jizah, dan Dad Murniah .2014.Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan : buku guru/Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.-- Edisi Revisi. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
Advertisement