'/> Metafungsi Bahasa

Info Populer 2022

Metafungsi Bahasa

Metafungsi Bahasa
Metafungsi Bahasa
Halliday dan Hasan (1985), Halliday (1994), dan Thomson (2004) menyampaikan bahwa tentang (baik ekspresi maupun tulis) mengandung tiga metafungsi, yaitu ideasional (yang terdiri atas pengalaman dan logika), interpersonal, dan tekstual. Metafungsi pengalaman mengekspresikan arti atau realitas pengalaman, sedangkan metafungsi kecerdikan merealisasikan arti logis (logico-semantic) atau realitas logis yang menghubungkan antarpengalaman tersebut. Realitas pengalaman mencakup pengalaman insan dalam merekonstruksi (membangun) lingkungannya melalui bahasa. Realitas pengalaman itu mencakup pengalaman melaksanakan aktivitas, pengalaman dalam menata benda atau yang dibendakan, serta pengalaman dalam menata benda terhadap lingkungannya. Pengalaman dalam melaksanakan aktivitas, termasuk kegiatan material, mental, verbal, relasional, dan eksistensial. Pengalaman menyusun benda atau yang dibendakan, termasuk bagaimana menyusun urutan benda dengan klasifikatornya, deskriptornya, numeriknya, deiktiknya, dan komplemen informasinya. Pengalaman menata benda terhadap lingkungannya, termasuk bagaimana benda itu diletakkan di dalam ruang fisik atau nonfisik, hubungannya dengan benda lain di dalam lingkungan tersebut. Sementara itu, realitas kecerdikan yaitu realitas yang menghubungkan antarproses atau kegiatan insan tersebut. Apakah korelasi kegiatan tersebut bersifat aditif, komparatif, temporal, atau kausatif.

Metafungsi interpersonal tentang mencerminkan realitas sosial suatu tentang atau arti yang terbangun dari korelasi antarpartisipan yang berada di dalamnya. Makna interpersonal ini terdiri atas arti interaksional (arti yang mengekspresikan interaksi antarpersonal) dan transaksional (arti yang mengekspresikan adanya transaksi isu dan atau barang/jasa). Makna tekstual mencerminkan kedua metafungsi (ideasional dan interpersonal) ke dalam simbol. Di dalam tentang simbol tersebut disebut ekspresi tekstual, yang juga memiliki arti dan sistem tersendiri yang berbeda dalam setiap unit bahasa dan berbeda dengan sistem semiotika lainnya.

Ketiga metafungsi tersebut bekerja secara simultan untuk merealisasikan kiprah yang diemban tentang tersebut di dalam suatu konteks penggunaan atau konteks situasi. Jika digambarkan, sistem kerja ketiga metafungsi tersebut sanggup dilihat pada gambar diberikut ini.

Gambar:  Konfigurasi Tiga Metafungsi


Ketiga aspek konteks situasi tersebut memiliki keterkaitan dengan tiga metafungsi bahasa di dalam wacana: bahasa yang sedang melaksanakan fungsi sosialnya (Eggins & Martin, 1997; Rose, 2006). Medan berdekatan dengan metafungsi ideasional. Medan, menyerupai yang disebutkan di atas, mencakup bencana dan lingkungannya, sedangkan metafungsi ideasional mengekspresikan arti pengalaman dan logikal. Pelibat berdekatan dengan metafungsi interpersonal alasannya yaitu pelibat menggambarkan korelasi kiprah dan status sosial partisipan, sedangkan metafungsi interpersonal mengekspresikan arti sosial: interaksional dan transaksional. Sementara itu, aspek sarana berdekatan dengan metafungsi tekstual. Sarana mencakup terusan (gaya bahasa) dan medium yang dipakai dalam bahasa, sedangkan metafungsi tekstual merupakan sistem dan arti simbolis, ekspresi, atau tekstual suatu wacana. 

Hubungan kedekatan ketiga aspek konteks situasi dan ketiga metafungsi bahasa dalam merealisasikan fungsi sosial suatu tentang di dalam suatu konteks kebudayaan sanggup dilihat pada gambar diberikut.

Gambar 4 Hubungan antara Aspek Konteks Situasi dan Metafungsi Bahasa



Wacana juga merealisasikan skor, norma kultural, dan proses sosial atau genre di dalam konteks kultural. Dalam hal ini tentang sekaligus juga merealisasikan konfigurasi arti di dalam konteks situasi serta metafungsi bahasa. Dengan demikian, tentang akan berubah bila konteks kultural dan konteks situasinya berubah. Dalam konsep ini, tentang atau bahasa yang sedang melaksanakan suatu proses sosial tertentu tersebut dinamakan juga register atau variasi bahasa menurut konteks penggunaannya. (Halliday & Hasan, 1985; Kouletaki, 1999). Konsep register ini berbeda dengan konsep register yang dikemukakan oleh Martin (1992: 2003), yang ludang keringh merujuk pada konfigurasi kontekstual medan, pelibat, dan sarana. 

Dengan demikian, tentang sanggup dipahami sebagai bahasa yang sedang dipakai untuk merealisasikan fungsi sosial tertentu di dalam konteks situasi dan konteks kultural tertentu. Jika ditarik korelasi ludang keringh dalam lagi antara konteks, fungsi bahasa, dan unit-unit wacana, akan terlihat dalam gambar diberikut. 

Gambar 5 Hubungan antara Konteks, Metafungsi, dan Unit Wacana


Aspek konteks situasi medan berkaitan erat dengan arti ideasional. Pada tingkat semantik wacana, arti ideasional direalisasikan ke dalam ideasi (hubungan antarpartisipan), kohesi, dan struktur teks. Pada tingkat tata bahasa, arti ideasional direalisasikan dalam transitivitas, klausa kompleks, kelompok kata. Sementara itu, pada tingkat leksis (kata dalam konteks), arti ideasional direalisasikan dalam sistem leksis deskriptif. 

Pelibat berkaitan dengan metafungsi interpersonal. Makna interpersonal pada tingkat semantik tentang direalisasikan dengan sistem appraisal. Pada tingkat tata bahasa arti interpersonal direalisasikan dengan sistem mood pada klausa, sedangkan pada tingkat leksis arti interpersonal direalisasikan dengan sistem leksis atitudinal. Saranaberkaitan 

dengan arti tekstual. Pada tingkat semantik tentang arti tekstual direalisasikan dengan sistem periodisitas. Pada tingkat tata bahasa arti tekstual direalisasikan pada struktur tema. Pada tingkat leksis, arti tekstual ini direalisasikan dengan sistem inkongruensi. 

Dengan demikian, tiruana tingkatan sistem tersebut direalisasikan dalam bentuk suara dalam sistem fonologi dan dalam bentuk goresan pena dalam sistem grafologi.

Sumber: Fairul Zawet, Sutejo, Mu'jizah, dan Dad Murniah .2014.Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan : buku guru/Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.-- Edisi Revisi. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
Advertisement

Iklan Sidebar