'/> Landasan Kurikulum 2013

Info Populer 2022

Landasan Kurikulum 2013

Landasan Kurikulum 2013
Landasan Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 dikembangkan menurut landasan yuridis, landasan filosofis, landasan empirik, dan landasan teoretis. Landasan yuridis merupakan ketentuan aturan yang dijadikan dasar untuk pengembangan kurikulum. Landasan filosofis yaitu landasan yang mengarahkan kurikulum kepada insan apa yang akan dihasilkan kurikulum. Landasan empirik memdiberikan instruksi menurut terlaksanakan kurikulum yang sedang berlaku di lapangan. Landasan teoritik memdiberikan dasar-dasar teoritik pengembangan kurikulum sebagai dokumen dan proses. 

1. Landasan Yuridis

Landasan yuridis kurikulum yaitu Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, Undang-undang nomor 20 tahun 2003 perihal Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 perihal Standar Nasional Pendidikan, dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 tahun 2006 perihal Standar Kompetensi Lulusan dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor  22 tahun 2006 perihal Standar Isi.Ludang kecepeh lanjut, pengembangan Kurikulum 2013 diamanatkan oleh Rencana Pendidikan Pendidikan Menengah Nasional (RJPMN). Landasan yuridis pengembangan Kurikulum 2013 lainnya yaitu Instruksi Presiden Republik Indonesia tahun 2010 perihal Pendidikan Karakter, Pembelajaran Aktif dan Pendidikan Kewirausahaan.

2. Landasan Filosofis

Secara singkat kurikulum yaitu untuk membangun kehidupan masa kini dan masa akan tiba bangsa, yang dikembangkan dari warisan skor dan prestasi bangsa di masa lalu, serta kemudian diwariskan serta dikembangkan untuk kehidupan masa depan. Ketiga dimensi kehidupan bangsa, masa lalu-masa sekarang-masa yang akan datang, menjadi landasan filosofis pengembangan kurikulum. Pewarisan skor dan pretasi bangsa di masa lampau memdiberikan dasar bagi kehidupan bangsa dan individu sebagai anggota masyarakat, modal yang dipakai dan dikembangkan untuk membangun kualitas kehidupan bangsa dan individu yang diharapkan bagi kehidupan masa kini, dan keberlanjutan kehidupan bangsa dan warga negara di masa mendatang. Dengan tiga dimensi kehidupan tersebut, kurikulum selalu menempatkan penerima didik dalam lingkungan sosial- budayanya, menyebarkan kehidupan individu penerima didik sebagai warga negara yang tidak kehilangan kepribadian dan kualitas untuk kehidupan masa kini yang ludang kecepeh baik, dan membangun kehidupan masa depan yang ludang kecepeh baik lagi.

3. Landasan Empiris

Sebagai negara bangsa yang besar dari segi geografis, suku bangsa, potensi ekonomi, dan beragamnya kemajuan pembangunan dari satu tempat ke tempat lain, sekecil apapun bahaya disintegrasi bangsa masih tetap ada.Maka, kurikulum harus bisa membentuk insan Indonesia yang bisa menyeimbangkan kebutuhan individu dan masyarakat untuk memajukan jatidiri sebagai bab dari bangsa Indonesia dan kebutuhan untuk diberintegrasi sebagai satu entitas bangsa Indonesia.

Berbagai elemen masyarakat telah memdiberikan kritikan, komentar, dan saran berkaitan dengan beban berguru siswa, khususnya siswa sekolah dasar.Beban berguru ini bahkan secara faktual terwujud pada beratnya beban buku yang harus dibawa ke sekolah.Beban berguru ini salah satunya berhulu dari banyaknya matapelajaran yang ada di tingkat sekolah dasar.Maka, kurikulum pada tingkat sekolah dasar perlu diarahkan kepada peningkatan 3 (tiga) kemampuan dasar, yakni baca, tulis, dan hitung, dan pembentukan karakter.

Pada ketika ini, upaya pemenuhan kebutuhan insan telah secara nyata menghipnotis secara negatif lingkungan alam. Pencemaran, semakin berkurangnya sumber air membersihkan adanya potensi rawan pangan pada aneka macam potongan dunia, dan pemanasan global merupakan tantangan yang harus dihadapi generasi muda di masa kini dan di masa yang akan datang. Kurikulum seharusnya juga diarahkan untuk membangun kesadaran dan kepedulian generasi muda terhadap lingkungan alam dan menumbuhkan kemampuan untuk merumuskan pemecahan duduk kasus secara kreatif terhadap isu-isu lingkungan dan ketahanan pangan.
Dengan aneka macam kemajuan yang telah dicapai, mutu pendidikan Indonesia harus terus ditingkatkan. Hasil riset PISA (Program for International Student Assessment),studi yang memkonsentrasikan pada literasi bacaan, matematika, dan IPAmenunjukkan peringkat Indonesia gres bisa menduduki 10 besar terbawah dari 65 negara. Hasil Riset TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Study) menawarkan siswa Indonesia berada pada rangking amat rendah dalam kemampuan (1) memahami informasi yang komplek, (2) teori, analisis dan pemecahan masalah, (3) pemakaian alat, mekanisme dan pemecahan duduk kasus dan (4) melaksanakan investigasi. Hasil-hasil ini menawarkan perlu ada perubahan orientasi kurikulum, yaitu tidak membebani penerima didik dengan konten namun mengutamakan pada aspek kemampuan esensial yang diharapkan tiruana warga negara untuk berperan serta dalam membangun negaranya pada kala 21.

4. Landasan Teoretik
Kurikulum 2013 dikembangkan atas dasar teori “pendidikan menurut baku” (bakud-based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi.

Pendidikan menurut baku yaitu pendidikan yang menetapkan baku nasional sebagai kualitas minimal warga negara untuk suatu jenjang pendidikan. Standar bukan kurikulum dan kurikulum dikembangkan supaya penerima didik bisa mencapai kualitas baku nasional atau di atasnya. Standar kualitas nasional dinyatakan sebagai Standar Kompetensi Lulusan.Standar Kompetensi Lulusan meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.Standar Kompetensi Lulusan dikembangkan menjadi Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan yaitu SKL SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK.

Kompetensi yaitu kemampuan seseorang untuk bersikap, memakai pengetahuan dan keterampilan untuk melaksanakan suatu kiprah di sekolah, masyarakat, dan lingkungan dimana yang bersangkutan diberinteraksi.Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk memdiberikan pengalaman berguru seluas-luasnya bagi penerima didik untuk menyebarkan sikap, keterampilan dan pengetahuan yang diharapkan untuk membangun kemampuan yang dirumuskan dalam SKL.Hasil dari pengalaman berguru tersebut yaitu hasil berguru penerima didik yang menggambarkan insan dengan kualitas yang dinyatakan dalam SKL.

Sumber:
TIM. 2014. Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Tahun 2014 Mata Pelajaran Matematika SMP/MTs : Jakarta: Pusat Pengembangan Profesi Pendidik Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan Dan Kebudayaandan Penjaminan Mutu Pendidikan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan.
Advertisement

Iklan Sidebar